Nama seorang pahlawan jika dijadikan nama jalan di dalam negeri sendiri tentu sudah bukan hal baru lagi, karena hampir di setiap kota di Indonesia pasti memiliki jalan dengan nama para pahlawan. Tapi bagaimana dengan di luar negeri? Berikut adalah 5 nama pahlawan Indonesia yang dijadikan nama jalan di luar negeri.
1. Ir. Soekarno
Tercatat, ada dua negara yang mengambil nama Soekarno, presiden pertama Indonesia, sebagai nama jalan di negaranya. Kedua negara itu adalah Maroko dan Pakistan.
Di Maroko, nama Soekarno diabadikan menjadi nama Rue Soukarno. Selain nama Soekarno, di negara ini juga ada nama jalan 'Jakarta'. Rupanya Maroko terkesan dengan sosok Soekarno. Ketika Presiden flamboyan ini berkunjung ke Maroko pada 2 Mei 1960, diadakanlah acara khusus gunting pita nama jalannya yang waktu itu: 'sharia Al-Rais Ahmed Sukarno' yang sekarang terkenal dengan nama Rue Suokarno. Jalan ini berdekatan dengan kantor pos pusat Maroko. Kemudian sebuah jalan lain diberikan nama 'zangat Jakarta'. Jalan ini ada di tengah kota Rabat, Maroko. Bahkan di Casablanca, sebuah bunderan kota diberinama 'rondpoint de Bandung'. Sebagai balasannya, pemerintah memberi nama jalan Casablanca di tengah Jakarta.
Selain di Maroko, nama Soekarno juga terkenal di Pakistan. Setidaknya ada dua nama tempat Soekarno di Pakistan, yaitu Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, Lahore. Penamaan Soekarno ini tidak lepas dari sepak terjang kedua negara. Pakistan sangat segan kepada sosok Soekarno. Bahkan hingga kini kalangan militer Pakistan masih ingat jasa Soekarno yang mengirim TNI AL berpatroli di laut selatan Pakistan saat konflik memanas antara Pakistan dan India, 1965. Sebaliknya, hubungan antara pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah dan Soekarno pun erat. Ali Jinnah pernah meminta menahan seluruh pesawat Belanda yang singgah di Pakistan pada 1947, ketika Belanda ingin menyerang Indonesia. Pemerintah Indonesia juga menghargai jasa prajurit Pakistan, yang ketika itu ikut rombongan sekutu. Rombongan ratusan prajurit Pakistan itu tadinya diperintahkan menyerang Indonesia ketika sekutu sampai di Surabaya November 1945. Namun mereka berontak dan memilih berperang di sisi Indonesia. Dari total 600 tentara Pakistan, sebanyak 500 orang gugur di Surabaya. Pada Agustus 1995, Indonesia memberikan medali Indenpendece War Awards kepada tentara Pakistan ini.
2. R.A. Kartini
1. Ir. Soekarno
Di Maroko, nama Soekarno diabadikan menjadi nama Rue Soukarno. Selain nama Soekarno, di negara ini juga ada nama jalan 'Jakarta'. Rupanya Maroko terkesan dengan sosok Soekarno. Ketika Presiden flamboyan ini berkunjung ke Maroko pada 2 Mei 1960, diadakanlah acara khusus gunting pita nama jalannya yang waktu itu: 'sharia Al-Rais Ahmed Sukarno' yang sekarang terkenal dengan nama Rue Suokarno. Jalan ini berdekatan dengan kantor pos pusat Maroko. Kemudian sebuah jalan lain diberikan nama 'zangat Jakarta'. Jalan ini ada di tengah kota Rabat, Maroko. Bahkan di Casablanca, sebuah bunderan kota diberinama 'rondpoint de Bandung'. Sebagai balasannya, pemerintah memberi nama jalan Casablanca di tengah Jakarta.
Selain di Maroko, nama Soekarno juga terkenal di Pakistan. Setidaknya ada dua nama tempat Soekarno di Pakistan, yaitu Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, Lahore. Penamaan Soekarno ini tidak lepas dari sepak terjang kedua negara. Pakistan sangat segan kepada sosok Soekarno. Bahkan hingga kini kalangan militer Pakistan masih ingat jasa Soekarno yang mengirim TNI AL berpatroli di laut selatan Pakistan saat konflik memanas antara Pakistan dan India, 1965. Sebaliknya, hubungan antara pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah dan Soekarno pun erat. Ali Jinnah pernah meminta menahan seluruh pesawat Belanda yang singgah di Pakistan pada 1947, ketika Belanda ingin menyerang Indonesia. Pemerintah Indonesia juga menghargai jasa prajurit Pakistan, yang ketika itu ikut rombongan sekutu. Rombongan ratusan prajurit Pakistan itu tadinya diperintahkan menyerang Indonesia ketika sekutu sampai di Surabaya November 1945. Namun mereka berontak dan memilih berperang di sisi Indonesia. Dari total 600 tentara Pakistan, sebanyak 500 orang gugur di Surabaya. Pada Agustus 1995, Indonesia memberikan medali Indenpendece War Awards kepada tentara Pakistan ini.
2. R.A. Kartini
Dikenal sebagai salah satu pejuang HAM perempuan. Ia mencoba mendobrak adat lama yang menyatakan perempuan tak bisa mandiri. Ia juga bertukar surat dengan sahabatnya di Belanda menyampaikan keluh kesahnya soal hak perempuan di Indonesia. Nama jalan RA Kartini ada di Haarlem.
3. Mohammad Hatta
Moh Hatta adalah mantan wakil presiden RI pertama. Dia menjadi pendiri pergerakan kemerdekaan Indonesia di Belanda sejak menjadi mahasiswa ekonomi di sana. Hatta juga kerap mewakili Indonesia di forum intenasional sejak muda. Jalan Moh Hatta kini ada di Haarlem.
4. Sutan Syahrir
Sutan Syahrir merupakan pejuang kemerdekaan dan perdana menteri Indonesia pertama
5. Munir
Munir merupakan pejuang hak asasi manusia yang meninggal dunia setelah diracun dalam pesawat yang akan membawanya ke Belanda untuk bersekolah.